Nasional
Kamis, 16 Oktober 2025, 00:00 WIB
MUI Karawang Cetak Kader Pemulasaraan Jenazah Perempuan, Atasi Keterbatasan Tenaga
Oleh: **LNB**
34x Dilihat
LensaRadar – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Karawang menggelar pelatihan pemulasaraan jenazah perempuan guna mengatasi masalah semakin terbatasnya tenaga yang kompeten di bidang ini. Kegiatan ini bertujuan menyiapkan kader-kader baru yang terampil, mengingat selama ini tugas mulia tersebut banyak diemban oleh kaum ibu usia lanjut.
Ketua MUI Karawang, KH Tajudin Nur, menyampaikan bahwa mengurus jenazah merupakan kewajiban kolektif (fardhu kifayah) dalam hukum Islam. Oleh karena itu, menurutnya, MUI merasa berkewajiban untuk melatih kader-kader baru yang memahami tata cara pemulasaraan jenazah secara syar'i.
"Mengurus jenazah dalam hukum Islam ini fardhu kifayah. Oleh karena itu MUI Karawang merasa perlu menyiapkan kader-kader baru yang terampil dan paham tata cara pemulasaraan jenazah," kata Kiai Tajudin.
Kiai Tajudin menekankan bahwa pemulasaraan jenazah bukan sekadar kewajiban sosial, melainkan juga bentuk penghormatan dan kasih sayang terakhir kepada sesama muslim. Ia menyoroti pentingnya dimensi spiritual dalam prosesi ini.
"Dalam Islam, mengurus jenazah adalah amanah mulia. Ketika seseorang bisa menuntun saudaranya di akhir hayat dengan kalimat tauhid, itu menjadi amal yang besar di sisi Allah," jelasnya. Ia berharap para peserta pelatihan dapat menjadi penggerak dakwah dan pelayan umat di bidang sosial keagamaan
-- IKLAN In Article 1 --SLOT IKLAN: In Article 1
Pelatihan pemulasaraan jenazah perempuan kali ini diikuti oleh 100 peserta yang seluruhnya adalah perempuan, melebihi target awal panitia.
Ketua Panitia Pelaksana, Utami Maria Gono, menyebut antusiasme masyarakat sangat tinggi. "Awalnya kami targetkan hanya 80 peserta, tetapi antusiasmenya sangat tinggi hingga kursi yang tersedia terisi penuh oleh 100 peserta," ujar Utami.
Pelatihan ini memadukan teori dan praktik langsung. Dua praktisi pemulasaraan jenazah berpengalaman, Etik Nurhayati dan Neng Huriyah, dihadirkan sebagai narasumber. Peserta dibagi menjadi lima kelompok untuk melakukan simulasi praktik memandikan dan mengkafani jenazah perempuan sesuai syariat Islam.
"Kegiatan ini tidak hanya memberikan teori, tetapi juga praktik nyata. Peserta belajar langsung bagaimana tata cara memandikan dan mengkafani jenazah perempuan sesuai syariat Islam," tambah Utami. Ia berharap ilmu yang diperoleh peserta dapat ditularkan kepada masyarakat di wilayah masing-masing.
Salah satu peserta, Ina Naseha, mengaku bersyukur atas ilmu praktis yang diperolehnya. "Saya bersyukur bisa ikut. Ini menambah ilmu dan menjadi pengingat bagi kita semua untuk selalu siap membantu sesama dalam urusan yang sangat mulia," kata Ina.
Menanggapi tingginya minat masyarakat, MUI Karawang berencana melanjutkan kegiatan serupa secara berkala di berbagai kecamatan. "Banyak peserta dari kecamatan lain yang belum tertampung karena keterbatasan kuota. Insya Allah kegiatan seperti ini akan terus kami adakan, terutama bagi kalangan perempuan," tutup Kiai Tajudin.
-- IKLAN In Article 2 --SLOT IKLAN: In Article 2